Selasa, 10 Desember 2019

Kisah Inspiratif Tri Sumono, Tukang Sapu Menjadi Pengusaha Sukses



Tri Sumono adalah seorang pengusaha sukses yang hanya lulusan SMA. Kisah perjalanan beliau dalam merintis usaha sangat menginspirasi kita yang sangat ingin sukses. Pria kelahiran Gunung Kidul 7 Mei 1973 ini dulunya adalah seorang tukang sapu. Kini, ia mempunyai perusahaan CV 3 Jaya.

Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha, antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream Campina. Ia juga aktif jual beli properti. Dari usahanya tersebut ia meraih omzet lebih dari Rp 500 juta per bulan.

Berdasarkan kisahnya tersebut ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari beliau, diantaranya:

Tidak Berdiam Diri
Meskipun hanya seorang lulusan SMA tanpa keahlian, Tri Sumono tidak berdiam diri merelakan nasibnya. Pada tahun 1993 ia nekad merantau ke Kota Jakarta meskipun hanya berbekal tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumono mulai mencari pekerjaan apa saja tanpa memilih-milih. Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah menjadi buruh bangunan di Ciledug, Jakarta Selatan. Beberapa bulan kemudian ia mendapat tawaran untuk jadi tukang sapu di sebuah kantor di Palmerah, Jakarta Barat.

Manfaatkan Peluang
Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa pikir panjang. Dengan anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi kuli bangunan. Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga karirnya menanjak sampai menjadi penanggung jawab gudang. Tri Sumono selalu mengambil kesempatan yang ia dapat untuk mengembangkan dirinya.

Tingkatkan Integritas Diri 
Selama bekerja Tri Sumono selalu mendapatkan tawaran pekerjaan yang lebih baik, hal itu karena ia memiliki ketekunan dan kinerja yang baik. Setiap pekerjaan yang didapat, dilakukan dengan optimal. Mendedikasikan sepenuhnya kepada pekerjaan.

Tidak Cepat Puas 
Menghabiskan waktu sebagai pekerja dengan penghasilan tetap, tak membuat Tri Sumono puas. Di sela-sela waktu senggangnya, terutama hari Sabtu dan Minggu ia berjualan pernak-pernik dan aksesoris seperti sandal, gelang, kalung, dan lainnya di wilayah stadion Gelora Bung Karno. Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.

Berani Mencoba 
Dari pengalaman berjualan kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri ternyata lebih menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Pada tahun 1997 ia nekad mundur dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan aksesorinya hingga memiliki kios di Mall Graha Cijantung. Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil dari penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai. Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis ini lumayan menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu bakal berkembang dan menjadi ramai. Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan tempatnya tinggal, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan yang dipasarkan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh pedagang keliling, seperti penjual bakso dan gorengan. Selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para pedagang itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat toko sembako Tri mulai ramai, banyak warga di luar tempat tinggalnya mulai mengenal tokonya. Sungguh strategi bisnis yang brilian. Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri mulai tertarik dengan bisnis pembuatan sari kelapa.

Upgrade Pengetahuan 
Informasi yang diperoleh Tri Sumono tentang pembuatan sari kelapa bahwa sari kelapa diperoleh dari proses fermentasi air kelapa murni dengan bantuan bakteri Acetobacter Xylium. Karena keingintahuan akan bisnis sari kelapa ini, maka ia mencoba belajar, sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang dosen IPB. Sang dosen sempat enggan mengajari pembuatan sari kelapa karena Tri Sumono hanyalah tamatan SMA yang pasti akan kesulitan dalam menerima penjelasannya. Kegigihan dan keseriusan dalam belajar membuat sang dosen akhirnya mau mengajarinya. Ia pun belajar pada sang dosen selama 2 bulan dan setelahnya mulai memproduksi sari kelapa. Produksi sari kelapa Tri Sumono lambat laun dapat diterima pelanggannya, sehingga ia dapat memproduksi 10.000 nampan dan bisa lolos ke perusahaan-perusahaan. Produksi pertamanya senilai Rp 70 juta. Mulai saat ini usaha sari kelapanya berkembang pesat.

Di samping bisnis produk, Tri Sumono kini berbagi sukses bisnis. Ia menjadi pembicara dan motivator di berbagai kampus, daerah hingga ke luar negeri. Sementara bisnis dijalankan oleh sang isteri. Sebagai seorang pengusaha sekaligus seorang motivator, ia pun juga memberikan pesan dan motivasi untuk anak-anak muda untuk terus berusaha dan berjuang demi penghidupan yang lebih baik. Intinya semua itu bisa sukses. Kunci sukses itu ada empat hal yang harus kita lakukan, mempunyai kemauan, mempunyai keberanian untuk memulai sesuatu, mempunyai rasa komitmen walaupun gagal sekali dua kali harus terus bangkit dan berjuang. Dan yang terakhir doa, bahwa sesuatu hal itu akan berjalan dengan baik jikalau kita dekat dengan Tuhan. Begitulah kunci sukses yang diuraikan Tri Sumono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar